Aku Dikuatkan-Nya Melalui Mereka

Magis 2021

Teringat ketika diminta menjadi pengurus Magis Jakarta 2021, aku masih sangat ragu. Perasaan bahwa aku tidak mampu menjadi Koordinator Magis selama satu tahun ke depan selalu membayang-bayangiku. Apa aku mampu? Bagaimana kalau ada yang tidak menyukai karena keputusanku nantinya? Bagaimana kalau masa pandemi covid-19 ini belum berakhir dan semua merasakan kejenuhan? Kurang lebih itulah pertanyaan yang membayangi fikiranku.

Sejenak kutarik diriku, kuambil ruang untuk mencecap kembali rahmat-rahmat yang sudah kuterima sejak awal formasi di tahun 2018 sampai di titik sekarang dan aku juga diyakinkan oleh salah satu frater pendamping yang mengatakan, “Van, aku akan menemani selama kepengurusan sampai akhir”. Akhirnya aku “berani” menerima kesempatan untuk berproses dengan teman-teman Magis Jakarta.

Kepengurusan satu tahun ini sebenarnya tidak jauh beda dengan kepengurusan sebelumnya, masih di masa pandemi. Sedikit cerita, pada awal kepengurusan ini terbentuk dengan formasi yang lengkap, pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menekan angka penularan covid 19. Jujur saja, ada rasa takut dalam diri ku, “Akankah pertemuan Magis Jakarta akan daring lagi dalam satu tahun ini? Ahh, padahal ingin hati kegiatan tahun ini bisa bertemu tatap muka dan merasakan kebersamaan secara langsung dengan keadaan sehat”.

Unik nya dibalik rasa takutku itu, Tuhan justru memberikan aku ide yang menguatkan. Seketika terbersit di pikiranku untuk memberi nama kepengurusan ini dengan istilah PPKM-J (Para Pengurus Kawan Magis Jakarta), yah sedikit plesetan dari kebijakan pemerintah hehe.

Tuhan pun berkendak baik, mungkin Ia tau kalau kami telah merasakan kerinduan selama satu tahun sebelumnya tanpa pertemuan tatap muka. Aku dan teman-teman pengurus lainnya sangat bersyukur selama satu tahun ini kami diberi kesempatan dalam beberapa waktu kami bisa melakukan pertamuan tatap muka secara langsung dalam pertemuan bulanan dengan  prokes yang ada, dan masih dalam keadaan sehat.

Selama satu tahun kepengurusan, aku belajar memberikan diri kuuntuk “hadir” dalam setiap prosesnya.

Hadir yang dimaksud bukan hanya hadir secara fisik, namun tenaga, waktu bahkan emosi pun aku coba berikan. Walaupun proses satu tahun kepengurusan ini tidak mudah untukku, aku masih mengategorikan diriku jauh dari kata pemimpin terbaik. Mungkin kehadiranku juga memberikan kekecewaan dan ketidakpuasan bagi temanku yang lain. Namun, aku selalu minta penyertaan-Nya agar kami bisa sejalan dengan- Nya di kepengurusan ini.

Dan benar saja!

Aku justru dikuatkan-Nya lewat teman-teman pengurus dan formasi. Ketika aku merasa lelah, merasa tidak mampu dan ingin bersikap cuek, aku tidak bisa! Aku dikuatkan lewat semangat teman-temanku. Pertemuan bulanan itu rasanya memberikan kekuatan lewat senyuman dan emosi positif mereka.

Disamping itu, proses kepengurusan ini aku diajarkan untuk mencecap rahmat agar tetap selalu rendah hati. Seperti teman-temanku, mereka rendah hati ketika menerima tugas dari dan untuk masing-masing pilar, pendamping khususnya formasi. Kerendahan hati merupakan jurus jitu bagi Kemuliaan-Nya.

Apapun yang telah aku dan teman-teman PPKM-J berikan di tahun ini, semoga berkenan bagi-Nya.

Selamat melanjutkan perutusan di tempat yang Ia mau dan tetap melangkah dan mengolah diri dalam cinta teman-teman. Terimakasih Kawan!

 


Vania Christine Silalahi

Vania (26 tahun) lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Gadis berambut keriting ini merupakan seorang karyawan swasta yang menyukai jajan, jalan – jalan, berteman, bercerita dan mendengarkan cerita. Mulai bergabung dengan Komunitas Magis Jakarta pada formasi tahun 2018.

Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *