Narasumber I : Bapak Yanuar Nugroho (Dok.google) Narasumber II : Ibu Karlina Supeli (Dok.google)
Pada Minggu, 12 September lalu, pengurus MAGIS Jakarta 2021 kembali menjalani Training for Trainers (TFT). Topik utama dalam TFT yang dilaksanakan secara virtual ini adalah “Asas Dasar” dan “Panggilan Raja”. TFT kali ini istimewa karena kedua pematerinya adalah awam dengan kompetensi dan pengalaman yang luar biasa dalam menghidupi Asas Dasar dan Panggilan Raja dalam hidup dan karya pelayanan mereka.
Materi Asas Dasar dibawakan oleh Bapak Yanuar Nugroho, Ph.D. seorang akademisi dan mantan Deputi Kepala Staf Kepresidenan RI tahun 2015 – 2019. Menurut Pak Yanuar, berkarya di dunia tidak bisa dilepaskan dengan “Asas & Dasar” bahwa tujuan manusia diciptakan adalah untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita dan dengan itu menyelamatkan jiwanya.
Menurutnya, proses pendampingan di MAGIS Jakarta merupakan salah satu sarana atau alat untuk mencapai tujuan tersebut. Pendampingan ini erat kaitannya dengan pendidikan dan pendidikan tidak bisa lepas dari kepemimpinan. Kepemimpinan dalam pendidikan tidak hanya soal mengajar atau bicara, tapi juga bertindak. Para pengurus yang kelak akan menjadi pendamping formasi diharapkan tidak cuma “memberi tahu” soal ini dan itu kepada formasi, tapi juga harus menghayati dan menghidupi spiritualitas Ignasian itu sendiri.
Dalam mencapai tujuan tersebut, diperlukan sikap lepas bebas terhadap segala ciptaan. Tidak memilih kesehatan lebih dari pada sakit, kekayaan lebih dari pada kemiskinan, dan hidup panjang lebih dari pada hidup pendek. Contoh sikap lepas bebas dalam konteks kehidupan sehari-hari, misalnya tidak lekat pada gaji yang besar, kemewahan, dan kenyamanan.
Bapak Yanuar pun menyampaikan bahwa proses pendampingan yang optimal adalah saat yang didampingi dapat terlibat di tempat di mana mereka berkarya sehingga aspek spiritualitas bukanlah sesuatu yang terpisah dari karya. Mengapa kita harus membangun keterlibatan? Karena rahmat itu mewujud, tidak disimpan untuk diri sendiri, tapi untuk dibagikan & dikaryakan demi kemuliaan Allah yang lebih besar.
Materi “Memaknai Panggilan Raja dalam Dunia Kontemporer” dibawakan oleh Ibu Karlina Supelli, seorang wanita inspiratif, astronomer perempuan pertama dari Indonesia dan sekaligus seorang filsuf. Menurutnya, dalam menghidupi Panggilan Raja, manusia perlu belajar dan mengetahui tujuan proyek Allah di dunia dan Latihan Rohani adalah sarana untuk memahami hal tersebut. Latihan Rohani merupakan metode untuk memasukkan pelakunya (manusia) ke dalam Misteri Tuhan di dalam Yesus Kristus dan ke dalam hidup-Nya sebagai manusia untuk menemukan kehendak Tuhan.
Ia pun menambahkan, Panggilan Raja melibatkan tiga dimensi tubuh yang semuanya menjadi keutuhan manusia, yakni dimensi afektif-devosional, intelektual, dan fisik. Dimensi afektif-devosional berbicara tentang kapasitas rasa-perasaan. Dimensi intelektual terkait dengan perlunya menjadi unggul bukan hanya dalam hal spiritualitas saja tapi juga unggul dalam menggunakan sarana untuk bertindak di dunia seperti penggunaan ilmu, teknologi, keterampilan agar dapat terlibat dalam karya di dunia dengan sebaik-baiknya. Terakhir, dimensi fisik, yaitu kapasitas untuk terlibat aktif secara fisik, tubuh perlu sehat, sebab kita perlu menjelmakan Latihan Rohani dalam tindakan, bukan hanya sekedar menghafal.
Pengajar Filsafat di STF Driyarkara ini juga menyatakan bahwa, Panggilan Raja menjadikan Yesus Kristus sebagai model bagaimana manusia terlibat dalam karya Allah. Spiritualitas yang terlibat dengan dunia perlu dilaksanakan dengan penguasaan unggul ilmu teknologi sebagai instrumen/alat untuk memahami dan terlibat dengan dunia.
Bu Karlina berpesan bahwa orang-orang muda dalam komunitas MAGIS, dilahirkan untuk hal-hal besar dan dilatih untuk menghidupi tegangan yang dipeluk oleh Gereja, yakni antara terang kekal Injil dengan keruwetan dunia. Orang muda dipanggil dan diutus seperti Yesus yang berjalan berkeliling dan terlibat dengan persoalan dunia untuk mengupayakan kebaikan bersama.