Kerja dengan hati

Live In merupakan salah satu tahapan proses fomasi Magis 2017 yakni meninggalkan segala kenyamanan yang biasa kita lakukan setiap hari untuk hidup dalam kehidupan orang miskin atau terabaikan (kutipan fraters pendamping Magis). Hari Jumat malam, 24 Maret 2017 kami dikumpulkan di kolese Hermanum sebagai pembekalan final dan menitipkan semua hp, dompet, uang dan barang lain ke panitia sebelum berangkat keesokan harinya hanya dengan uang transportasi serta bekal uang secukupnya. Saat penentuan lokasi live in, aku mendapat tempat di Islamic Center. Ada hal yang bikin bingung karena teamku hanya berjumlah 4 orang dan isinya pria semua. Kenapa? Pertanyaanku terjawab waktu kami dikumpulkan dalam circle kecil dimana lokasi tersebut merupakan ex-prostitusi, area pemulung dan masih banyak preman. Itulah alasan kenapa hanya pria yang live in area tersebut. Tempat live in kami adalah tempat baru dimana Magis baru pertama kali live in disini.

 

Kelompok Islamic Center bersama animator sebelum berangkat

Hari Pertama:

Sabtu pagi, 25 Maret 2017 kami dikirim ke lokasi yang sudah ditentukan dengan perjalanan lumayan melelahkan. Kami merasa cemas karena bayangan akan lokasi yang kami tuju adalah daerah yang masih rawan akan kondisi lingkungannya. Rasa cemas itu tiba-tiba sirna waktu kami sampai di lokasi transit wisma Atmabrata yang merupakan wisma panti jompo yang dikelola bruder Petrus. Pertama kali masuk wisma tersebut kami disambut dengan sapaan dan senyuman nenek-nenek penghuni panti yang bagiku merupakan sapaan hangat sebagai motivasi dalam awal proses live in.

Sebelum berangkat ke lokasi live in kami dihantar dengan doa dari bruder Petrus. Setelah selesai berdoa, akhirnya kami dihantar menuju lokasi live in yakni Islamic Center. Kami berjumlah 4 orang ( saya, Wilbro, Kris dan Berry). Sekitar 30 menit perjalanan, akhirnya sampailah kami di sekolah Magdalena yang diasuh oleh bu Beny sebagai pengajar anak-anak TK daerah Tanah Merah, Kampung Beting, Islamic Center yang merupakan titik lokasi pertemuan dengan calon orang tua asuh kami selama 2 malam 3 hari.

Orang tua asuh kami semuanya berprofesi sebagai pemulung. Saya mendapat orang tua bu Suryati & Bapak Amin yang jaraknya dari rumah ibu Beny tidak begitu jauh. Sesampainya dirumah kami menghabiskan waktu sore itu dengan ngobrol banyak hal tentang kehidupan ibu Suryati yang bagiku sangat luar biasa. Perjuangan hidup berdua bersama suaminya dengan memulung untuk bertahan hidup. Mereka mempunyai 3 (tiga) anak, 2 putra dan 1 putri.tetapi mereka sama sekali tidak pernah dikunjungi oleh anak-anaknya. Anak ibu Suryati yang 2 (dua) tinggal di Jawa, sedangkan 1 (satu) putri di Jakarta. Rumah tempat tinggal saya hanya sebuah rumah kontrakan ukuran 3×3 m2 yang disewa perbulan Rp. 300.000,-. Malam pertama ibu Suryati tidak bisa memulung karena sakit. Akhirnya saya memutuskan ikut memulung bersama ibu asuhnya Wilbro (ibu Inul). Malam pertama memulung saya mengalami pergolakan batin dengan hadirnya rasa malu. Akan tetapi setelah beberapa botol memulung saya mulai menikmati rasa nyaman dan asyik. Sambil ngobrol ibu Inul banyak ngobrol tentang hidup yang selalu mensyukuri segala hal meskipun hasil yang kita dapat hanyalah sedikit tapi yang penting halal. Waktu menunjukkan pukul 01.00 pagi saat kami pulang dengan hasil memulung yang lumayan banyak. Malam itu ibu Inul mendapat minuman (susu) hampir 1 plastik. Dengan riang kita pulang untuk istirahat dan minum susu hasil pemberiannya. Tetapi pada saat sampai dirumah ternyata susu yang dikasih sudah basi. Rasa sedih terlihat di wajah ibu, akan tetapi kami berempat menghiburnya, “Nggak apa-apa bu, kita bisa minum es teh saja”. Malam itu adalah pengalaman pertama karena begitu indah pengalaman memulung, tawa canda sebagai penghibur dikala badan yang sudah capek dan kotor. Kami banyak bersyukur akan ilmu dan pelajaran yang kami dapat malam itu tentang hidup yang kami terima.

Bersama Ibu Suryati

Hari kedua:

Bangun pagi aku langsung membantu ibu Inul untuk membereskan hasil mulung malam sebelumnya. Sedang asyik membereskan barang-barang, ibu Suryati (ibu asuh saya) memanggil untuk sarapan pagi nasi uduk. Pagi itu nasi bungkus hanya 2 (dua) bungkus. Yang satu isinya komplit (buat saya), sedang kan satu bungkusnya hanya nasi dan mie (buat ibu uryati dan pak amin). Saya langsung bertanya ke ibu, kok Ibu bapak hanya makan mie dan sebungkus berdua? Ibu menjawab kalau sudah terbiasa dan nggak apa-apa bagian saya yang lengkap. Saya tertegun dengan kata-kata ibu ini, dalam kekurangannya dia tetap mau memberi kepada saya yang sudah dia anggap seperti anak sendiri. Menjelang malam saya coba mengajak bu Suryati untuk mulung, akan tetapi ibu masih sakit. Akhirnya saya memutusakan memulung bersama anak-anak Tanah Merah di Islamic Center yang kebetulan hari tersebut ada pengajian. Pada saat memulung, wajah ceria anak sangat menghibur meskipun capek. Saya sempat bertanya kepada anak-anak kalau memulung hasilnya buat apa? Dengan polos mereka menjawab akan gunakan hasil memulung untuk makan dan jajan di sekolah. Mereka tidak pernah malu karena cari uang halal, “ngapain malu?”, kata mereka. Pengalaman hari itu banyak memberikan pelajaran buat aku untuk sangat menghargai segala hal dan tidak mengeluh akan apa yang sudah menjadi rezeki kita.

Mengumpulkan hasil memulung

Hari ketiga:

Hari ini adalah hari terakhir live in dan ku habiskan untuk membereskan hasil memulung serta membantu ibu Suryati memasak sambil ngobrol. Saat terakhir sebelum pulang kami dihantar ke sekolah Magdalena, ibu-ibu asuh kami sangat sedih menghantar kepulangan kami. Dan menitipkan pesan agar sering main jika libur. Sambil menunggu jemputan dari bruder Petrus, kami menyempatkan diri untuk mengajari nyanyi anak-anak TK Magdalena.

Pengalaman live in yang saya secara pribadi dapat:
• Kerja dengan hati
• Sabar, syukur & ikhlas
• Hidup untuk memberi
• Rendah hati
• Rejeki sudah ada yang mengatur
• Yakin & percaya
• Berikan yang terbaik
• Kerja keras
• Mengasihi dalam segala hal

Wens – Magis 2016
AMDG

Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *